Satu lagi perusahaan penyedia mata uang virtual, Bitcoin, jadi sasaran para pelaku kejahatan cyber. Kali ini, perusahaan dengan nama BIPS disebutkan telah kecolongan 1.295 Bitcoin atau setara dengan USD 1 juta akibat serangan cyber tersebut.

Seperti yang dilansir oleh Mashable (25/11), jika dikonversikan ke Rupiah, maka kerugian yang ditanggung oleh penyedia layanan dompet virtual Bitcoin terbesar di Eropa tersebut rugi Rp 11,7 miliar. Angka kerugian ini pun disebut akan meningkat mengingat kurs Bitcoin yang selalu naik dari waktu ke waktu.

Adapun serangan ini sendiri dilakukan dengan cara menyerang server milik BIPS. Serangan ini sendiri terjadi setelah BIPS sebelumnya telah menambahkan BTC (satuan mata uang Bitcoin) 4.100 dalam rekening mereka.

Dengan modal DDoS, diketahui para cracker ini kemudian menyerang BIPS sejak 15 November lalu. Setelah dua hari diserang, pada 17 November BIP mencatat mulai kehilangan BTC 1.295.

Padahal, jumlah uang ini bukanlah milik BIPS sendiri. Kebanyakan adalah dana dari nasabahnya yang menggunakan layanan gratis mereka.

"Kebanyakan dari dana yang hilang adalah milik para pemegang saham perusahaan," kata CEO BIPS, Kris Henriksen, yang memilih lebih banyak diam.

Setelah serangan ini, Henriksen sendiri kemudian meminta para nasabah BIPS untuk segera menarik dana mereka. Dirinya menyarankan agar menghindari layanan serupa untuk saat ini.

Beberapa para pemegang dana sendiri belum tahu kalau dananya sudah dicuri. Sementara, mereka yang sudah tahu mengaku pasrah karena memang belum adanya aturan pemerintah yang mengatur mengenai hal ini.

sumber: merdeka.com

Share/Bookmark